Jumat, 12 Maret 2021

Program Langit Biru di Mata KBR dan YLKI

 



Pada Hari Rabu, Tanggal 10 Maret 2021 saya menghadiri webinar Kantor Berita Radio (KBR) dan  Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Diskusi Publik Penggunaan BBM Ramah Lingkungan (Episode 3). Saya pantau melalui aplikasi zoom diikuti lebih dari 100 peserta dari seluruh Indonesia terutama dari Pontianak, Samarinda, Kabupaten Waringin Timur, Kota Balikpapan, Kota Gorontalo, dan Kota Kendari. Webinar ini dimulai dari pukul 08.00 sd 12.00 WIB. Dengan narasumber antara lain:


Hasil diskusi selama 4 jam yang ditayangkan secara langsung melalui kanal Youtube Berita KBR dan melalui radio jaringan KBR di seluruh Indonesia menyatakan antara lain:

  • Penggunaan BBM ramah lingkungan sangat didukung oleh mereka. Kembali ke masalah sosialisasi dan edukasi ke masyakarat. Jadi perlu digunakan berbagai pendekatan dalam sosialisasi dan edukasi agar mereka mau menggunakan BBM ramah lingkungan.
  • BBM ramah lingkungan diproduksi demi mengurangi pencemaran oleh kendaraan bermotor.
  • Dilihat dari sisi kesehatan terhadap masyarakat, penggunaan BBM tidak ramah lingkungan berdampak buruk. 
  • Dunia industri otomotif bergantung akan program Langit Biru pemerintah. Hal berhubungan mengenai regulasi ekspor. Selama ini terbentur standar EURO. Indonesia masih menerapkan Euro 2, sementara syarat ekspor minimal Euro 4. Oleh karena itu Indonesia tidak bisa menembus pasar ekspor.
  • Menggunakan BBM berkualitas membuat mesin kendaraan lebih awet. Untuk penggunaan jangka panjang, justru menghemat pengeluaran bagi pemilik kendaraan bermotor terutama keluaran baru.

Awal Program Langit Biru

Program Langit Biru dimulai sejak tahun 1996 oleh Kementrian Lingkungan Hidup saat itu dengan sasaran utama mewujudkan BBM dengan standar EURO yang berlaku. Ternyata belum bisa terjadi. Pemerintah sudah menerbitkan regulasi  Peraturan Menteri (Permen) Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Nomor 20/Setjen/Kum.1/2017 pada tanggal 10 Maret 2017 mengenai Baku Mutu Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Tipe Baru Kategori M, N, dan O. Permen ini mengatur pemberlakuan peraturan standar emisi Euro 4 kendaraan bermotor tipe baru dan yang sedang diproduksi berbahan bakar mesin, mulai 10 Oktober 2018.

Mengapa masalah penggunaan BBM berkualitas dan produksi kendaraan otomotif yang mengikuti Euro 4 hal krusial untuk pemerintah? Presiden Joko Widodo sudah menandatangani Protokol Perancis pada tahun 2015 yang menargetkan jenis BBM ramah lingkungan. Tentunya bersinergi dengan kebijakan langit biru.


Manfaat Penggunaan BBM Berkualitas

BBM berkualitas itu seperti apa? Jika membeli bahan bakar di SPBU akan terlihat di papan berapa kadar oktan (RON) yang terkandung. Semakin besar angka oktan tertulis maka semakin baik kualitas bahan bakar tersebut. Research Octane Number (RON) adalah istilah dalam bahasa Inggris. Untuk kendaraan terbaru minimal edisi tahun 2000 minimal menggunakan BBM dengan kadar oktan 92, yaitu Pertalite.

  • Premium kadar oktan 88
  • Pertalite kadar oktan 90
  • Pertamax kadar oktan 92
  • Pertamax Turbo kadar oktan 98

Mengapa semakin tinggi kadar oktan dalam BBM, semakin dikategorikan berkualitas? Disebabkan semakin besar angka RON terkandung maka semakin sedikit gas buang yang dihasilkan. Hal ini berkaitan langsung dengan dampak kesehatan masyarakat. 

Dampak Kesehatan Masyarakat

Para narasumber di webinar ini berulang-ulang mengemukakan masalah udara berkualitas berdampak langsung terhadap kesehatan masyarakat.  Sangat disayangkan, masyarakat lebih memilih BBM di bawah standar karena lebih mengutamakan faktor ekonomi. Mohon garis bawahi, harga lebih murah.

Padahal data menyebutkan biaya perawatan medis terkait masalah emisi mencapai Rp60,8 triliun pada tahun 2020. Secara tidak langsung angka ini memperlihat bahwa masyarakat justru harus merogoh kocek lebih dalam akibat memilih BBM tidak ramah lingkungan.

Sosialisasi dan Edukasi Menggunakan BBM Ramah Lingkungan Perlu Digelorakan

Banyak ide yang dicetuskan seperti dari regulasi pemerintah yang harus benar-benar diberlakukan, juga sinergi program pemerintah pusat dan pemerintah daerah atau pun sinergi antar instansi. Turut dikemukakan pula mengenai promosi diskon BBM ramah lingkungan bahkan sampai ke program yang ekstrim yaitu menghilangkan BBM kadar oktan terendah.

Akhir dari webinar ini seperti biasa diakhiri dengan foto bersama para peserta webinar. Semoga tingginya antusias peserta mengikuti sampai di akhir acara diikuti kenaikan kesadaran masyarakat menggunakan BBM ramah lingkungan. (***)








10 komentar:

  1. Saya jadi ingat tentang guru kimia saya dulu yang tahu tentang kadar oktan pada bahan bakar, tetapi tetap suka pakai premium.

    BalasHapus
  2. Wah ada foto saya juga, hehehee ... memang masyarakat perlu edukasi lebih ya Mom soal penggunaan BBM yang tepat guna bagi kendaraan dan lingkungannya. Sementara pemerintah butuh motivasi lebih agar bisa sepenuhnya menggerakkan Program Langit Biru itu sendiri.

    BalasHapus
  3. Senengnya ya bisa menjadi bagian dari webinar yang diselenggarakan oleh KBR & YLKI ini. Kita jadi dapat banyak info penting seputar penggunaan BBM ramah lingkungan.

    Nggak nyangka juga ternyata Program Langit Biru ini udah berjalan cukup lama juga loh, bahkan hampir 25 tahun, tapi kok masih banyak yang belum tau ya? Apakah karena sosialisasinya yang kurang kali ya.

    Motor butut saya juga minumnya pake Pertamax, biar lebih bagus efeknya ke mesin kendaraan.

    BalasHapus
  4. Program langit biru ini emang bagus ya mbak, kita sering meminta banyak hal ke alam sekitar tapi sering lupa memberi kembali untuk alam.

    BalasHapus
  5. Kami juga pakai Pertalite. Tapi baru ngeh bedanya dengan Premium karena kadar oktan yah, dan Pertalite lebih ramah lingkungan. Aku kira karena pom bensiun Premium emang lebih dikit aja sih. Duh...aku kurang update...Makasih Pertamina...

    BalasHapus
  6. Ini programnya udah lama banget. Dulu pas saya masih stand by lipuran di ESDM, digeber terus. Memang masih sangat lamban realisasinya, tapi setidaknya negara ini sudah mencoba. ESDM dan KemenLH mungkin udah berusaha semaksimal mungkin, tapi institusi lain mungkin punya peraturan berbeda, misalnya produksi kendaraan roda dua dan roda empat di Indonesia yang jumlahnya kian banyak, tidak sebanding dengan penambahan jalan, ruas jalan, dan transportasi publik. Semoga tetap semangat mengampanyekannya.

    BalasHapus
  7. Sudah lama juga ya program langit biru ini, sejak 1996.
    Memang perlu di refresh lagi ya, biar masyarakat kembali mengingat program ini.

    BalasHapus
  8. Program Langit Biru ini harus kita sukseskan bersama, soalnya kadar pencemaran udara yang semakin memburuk ya, trus kl sumber minyak bumi sudah habis ke mana lagi akan dicari kan ya... setuju deh, menghilangkan BBM dengan kadar oktan terendah ya. Noted.

    BalasHapus
  9. Makin banyak warga yang tahu tentang manfaat menggunakan BBM yang ramah lingkungan, makin baik hasilnya. Program Langit Biru akan berhasil jika kita semua berperan aktif

    BalasHapus
  10. Program Langit Biru ini jadi PR kita semua, manfaatnya juga kembali ke kita masing-masing.
    dengan menggunakan BBM yang ramah lingkungan jatuhnya juga bisa lebih hemat kan ya sebenarnya, lalu mengurangi penyebab penyakit yang disebabkan oleh polusi.

    BalasHapus