Di tengah pademi covid-19, Sidang Umum Majelis DK PBB tetap dijalankan secara virtual. 
Tahun 2019-2020 adalah tahun Indonesia kembali terpilih menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB.

Oleh karena situasi ini, pidato dilakukan secara live streaming. Namun tidak mengurangi esensi dari Sidang umum ini.

Dalam sidang ini tidak hanya Presiden Joko Widodo yang menyampaikan pidatonya, Menlu Retno Marsudi pun turut hadir secara virtual dan menyampaikan pidatonya.

Setelah menyimak pidato Presiden Joko Widodo, hal-hal berikut yang menurut saya menarik dan wajib diketahui oleh para warganet terutama warga Indonesia.


1. Penggunaan Bahasa Indonesia di Pidato
Suatu keunikan mengapa Jokowi tidak menggunakan bahasa Inggris, yg merupakan bahasa internasional. Penyebabnya bukan masalah mampu atau tidak mampu.

Tetapi karena ada peraturan yg mewajibkan presiden RI berpidato dengan bahasa Indonesia, yakni Peraturan Presiden RI no. 63 tahun 2019. Sebab dalam perpres tsb, pidato presiden, wakil presiden, pejabat negara wajib menggunakan bahasa Indonesia.

2. Menyinggung Masalah Palestina
Dalam pidato yang berdurasi sekitar 10 menit itu, Jokowi tidak lupa menyinggung mengenai Palestina.

3. Mengingatkan Sejarah Konferensi Asia Afrika
Suatu kebanggaan bagi bangsa Indonesia ketika Presiden Joko Widodo mengingatkan tentang sejarah Konferensi Asia Afrika di Bandung pada tahun 1955 yang digagas oleh Presiden Soekarno.

4. Tiga Buah Pemikiran Menarik Presiden Joko Widodo di Akhir Pidato

Di akhir pidato Jokowi, beliau menyampaikan tiga buah pemikirannya.

-Pertama
Perlunya PBB berbenah melakukan reformasi, revitalisasi, dan efisiensi. Menurut saya, hal ini yang paling menarik. Seorang Jokowi, presiden Indonesia dengan tegasnya menyampaikan akan harapannya kepada PBB untuk berbenah.

-Dua
Perlunya penguatan kepemimpinan global. Hal ini berkesinambungan dengan buah pemikirnya. Agar tidak ada satu negara pun yang bisa menginterevensi akan keputusan peraturan pada sidang-sidang PBB. 

Menlu Retno pun dalam pidato pertemuan tingkat tinggi memperingati 75 tahun berdirinya PBB juga menyatakan jika PBB tidak berperan, maka negara-negara lemah semakin terpinggirkan. Dalam jangka pendeknya bisa dengan menjamin dan menfasilitasi kebutuhan vaksin dan obat-obatan.

-Ketiga
Kerja sama dalam penanganan covid-19 yang harus diperkuat. Agar tidak ketimpangan dalam menangani pademi, khususnya mengenai penyaluran vaksin.

5. Pujian kepada Presiden Joko Widodo
Ternyata ini adalah merupakan pidato perdana Jokowi pada sidang majelis PBB. Karena sebelum-sebelumnya presiden Jokowi diwakili oleh wakil presiden yg menjabat pada saat itu Jusuf Kalla.
Pidato presiden kita pada sidang PBB banyak membuat orang terkesima. Sampai Jokowi mendapatkan pujian dan digadang-gadangkan pantas untuk menjadi sekjen PBB.

Bagaimana menurut kalian? Sudah tidak sabar menunggu sepak terjang Presiden Joko Widodo menjadi sekjen PBB? Pasti seru! (***)

#UN75Indonesia #worktogether