Sabun ditemukan secara tidak sengaja. Berdasarkan legenda romawi kuno, dahulu kala di suatu gunung atau perbukitan Sapo. Terdapat tempat pemotongan hewan kurban untuk digunakan dalam upacara keagamaan. Sisa-sisa lemak tercampur dengan abu kayu pembakaran ketika hujan. Terbawa air hujan masuk ke aliran sungai, hingga bermuara di Sungai Tiber. Pada saat itu masyarakat lokal sedang mencuci di sungai. Air sungai mengeluarkan busa dan mereka terheran pakaian menjadi lebih bersih dibandingkan dicuci biasa. Hingga muncul istilah “saponifikasi” yang berasal dari sapo bermakna soap atau sabun.

Masyarakat Indonesia sebelum mengetahui kebiasaan mandi dengan sabun, salah satu caranya dengan menggunakan batu-batu kali halus kadang batu apung untuk mengangkat kotoran di kulit dengan cara digosok ke badan.

Agar mendapatkan efek kulit menjadi wangi dan halus, mereka menaburkan kuntum bunga mawar, melati, sirih, dan minyak kelapa ke air mandi atau ke dalam air yang sudah ditampung dalam bak atau kendi. Juga menggunakan daun untuk membersihkan diri. Sampai tahun 1980-an kebiasaan ini masih berlangsung terutama di desa-desa. Sebenarnya sampai sekarang juga masih berlangsung. Hanya ritual bertambah serta campuran air mandi sudah dimodifikasi lebih modern dan dilakukan khusus di spa.

Sensasi badan dimanjakan dengan dibersihkan secara maksimal ditambah wangi-wangian menjadi seperti terapi. Selain tubuh menjadi lebih bersih, aliran darah lebih lancar, juga wangi yang tertinggal di kulit menimbulkan efek relaksasi.

Sayangnya tidak semua sabun membuat kulit menjadi halus. Membersihkan pasti hanya kadang kala justru membuat kulit menjadi bertambah kering. Sementara kulit kering berbahaya untuk kesehatan karena bisa menyebabkan mudah akses masuk penyakit melalui kulit.

Sementara saya hobi menggonta-ganti sabun mandi. Suka serba salah ketika memilih sabun yang tepat. Kadang sudah mendapatkan yang melembabkan, wangi semerbak, kalau pakai sabun ini serasa selevel dengan artis-artis cantik di luar negri. Sayangnya sabun ini memberi efek licin di kulit. Jadi lebih harus lebih banyak menggunakan air saat membilas.

Pengalaman lainnya sabunnya lembab, tidak memberi efek licin usai mandi, eh wanginya kok biasa saja. Jadi malas mandi, mana produk impor dan mahal pula. Sensasi kesenangan wangi muncul ketika mengusap sabun ke permukaan kulit tidak ada.

Belum lagi saya pernah membeli sabun yang membuat kulit kering, aduh, sakitnya tuh di sini. Apalagi pada saat terjadi momen tidak sengaja kulit tergores sesuatu. Goresannya menetap lama di kulit. Ternyata memilih sabun yang cocok, mirip dongeng sayembara mencari calon mempelai wanita untuk putra kerajaan.

Paket Sabun Mandi Cair

Suatu hari tiba paket di rumah, teman saya mengirimkan paket. Tertulis di memonya:
Harap dicoba
Untuk kamu yang suka narsis
Suka ngga suka
Aku tetap manis
Kata pengirim dalam khayalan saya. Di dalamnya, terdapat sabun cair Vitalis dengan tiga varian. Di botol tertulis Perfumed Moisturizing Body Wash Vitalis.  Produk ini diinfokan diluncurkan pada Jumat, 27 September 2019 di South Quater Dome, Jakarta Selatan.

Awalnya bingung, setahu saya produk ini lebih dikenal akan parfumnya di masyarakat Indonesia. Lah, mengapa yang dalam genggaman tangan saya itu sabun? Baiklah, siapa takut. Paling sial kulit saya jadi kering. Yang penting hati saya tidak tergores. ahahay.

Langsung eksekusi percobaan memakai Perfumed Moisturizing Body Wash Vitalis. Wajib dites dulu wanginya mantap atau tidak? Tapi kalau keluaran Vitalis seharusnya tidak mengecewakan. Kalau tidak suka, bisa disebabkan masalah selera. Satu persatu digunakan untuk mencuci tangan dan lengan serta terakhir kaki. Voila, wanginya semerbak. Pantas dilabeli body wash. Body wash itu, adalah produk yang dalam pembeliannya sangat ditentukan oleh aroma parfumnya.

Dapat bocoran juga bahwa Vitalis telah berulang kali melakukan riset, studi dan eksperimen demi meningkatkan keahlian mereka dalam dunia perparfuman. Jadi produk yang diluncurkan disesuaikan selera lokal.

Berhubung ada tiga produk varian, saya cerita sedikit ya. Pertama ya dikeluarkan dulu sabunnya. Cukup ditekan bagian ujung tutupnya untuk membuka. Kemudian tuangkan sedikit ke shower puff kalau punya, seraya ditekan botolnya. Mengapa sedikit? Karena busa yang hasilkan sudah cukup banyak. Ternyata sabun cair semerbak ini melembabkan. Mengenai botol kemasan, praktis dibawa travel karena berbentuk ramping.
Baiklah, ini review produknya.
1.  White Glow. Dari labelnya terlihat untuk memutihkan kulit(Skin Brightening). Berhubung kulit saya aslinya sudah putih, produk ini tidak membuat saya tertarik. Eits, tunggu dulu. Baru kusadari bahwa mayoritas penduduk Indonesia berkulit sawo matang atau gelap. Pertama dihirup wanginya perempuan sekali menurut saya. Wangi buah-buahan yaitu Cherry dan Raspberry kemudian ada suasana Marshmallow dan Gardenia. Baru terakhir ada efek Woody dan Suede.
Dalam pikiran saya, kalau dibandingkan dengan tipe cewek. Dia bisa diandaikan dengan perempuan suka pakai rok, feminim, cara tutur katanya ramah dan senyumnya manis sekali. Awas, bisa berakibat diabetes kalau dilihat lama-lama.
White Glow diperkaya ekstrak Licorice dan susu, kalau rajin dipakai bisa membuat kulit tampak bersih, cerah bersinar kalau dilihat di bawah sinar. Kalau gelap, ya apa yang bisa dilihat?
2.  Fresh Dazzle. Berlabel Skin Refreshing, warna botol hijau. Wangi berguna untuk menaikkan mood pemakai yang sedang jelek. Wah cocok sekali dipakai bagi cewek-cewek yang hobi ngambek.
Mohon catat ya para lelaki di luar sana. Coba kalian belikan ini Vitalis Body Wash warna hijau. Apalagi kalau mereka sudah mengeluarkan kata “Ngga apa-apa” tapi kemudian malas menjawab wa dari kamu. Atau mata mereka mendadak kehilangan arah tidak mau memandang wajah pasangan. Justru lebih memilih melihat layar HP.
Harap ke Minimarket terdekat atau cari di toko online juga ada. Mohon disertakan smartphone terbaru ketika memberi, dijamin pasangan langsung cerah ceria.
Jangan lupa wangi Fresh Dazzle diawali dengan segarnya Bergamot, lanjut Floral Bauquet, terakhir muncul wangi Musk Amber. Dalam body wash ini mengandung ekstrak Yuzu Orange dan anti oksidan dari Green Tea berkhasiat menjaga kulit terasa lebih bersih, wangi, segar, dan terawat. Apalagi untuk merawat cinta, aha!
3. Soft Beauty. Label berkata Skin Nourishing. Warna botol ungu, menurut saya agak-agak misterius. Soalnya dari dua sebelumnya bisa ketebak karakter wangi dari botolnya. Wanginya dibuka dengan Fruity Aldehydic, diikuti Rose dan Jack dari film Titanic, eh maaf. Maksud saya Rose dan Violet. Ditutup dengan manisnya aroma Tonka Bean dan Sandalwood.
Ternyata ada fakta penting yang harus diketahui saudara-saudara. Yaitu, saya paling suka si ungu yang mengandung ekstrak Avocado dan Vitamin E. Disebabkan varian ini paling melembabkan kulit saya yang kering, sehingga kenyal tapi tidak sekenyal permen itu tuh.
Benar... benar, kulit terasa halus dan lembab tapi tidak terasa licin usai dibilas. Wangi juga cocok sesuai karakter saya yang kadang-kadang mau terlihat misterius tapi tetap terasa glamor. Meski harga sabun mandi ini terjangkau, tapi kualitas tetap terjaga.

Dalam menciptakan wewangian yang enak membutuhkan nilai seni yang tinggi, ditambah lagi membuat sesuai selera pasar tentu dibutuhkan keahlian dan pengalaman. Bagi yang penasaran  Vitalis Perfumed Mosturizing Body Wash silahkan cari ke toko terdekat. (LS-M)

foto : penulis
#MandiParfum
#MandiKeharuman