Penanganan Bencana Karhutla yang Melanda Hampir Seluruh Indonesia
Karhutla atau kebakaran hutan dan lahan kembali melanda Indonesia kembali yang menyebabkan kabut asap di beberapa provinsi seperti di Riau, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Tengah. Senin (23/9/2019) telah digelar diskusi media Forum Merdeka Barat 9 untuk mengupas penanganan Karhutla, mengambil tema “Tanggap Bencana Karhutla” di Gedung Kemeninfo, Jakarta Pusat.
Dihadiri oleh para nara sumber
sebagai berikut:
Bernardus Wisnu, Deputi Bidang
Sistem dan Strategi BNPB
Rasio Ridho Sani, Dirjen
Penegakan Hukum Kementrian LHK
Apani Safarudin, Asisten
Pemerintah, Kesejahteraan Rakyat (Asisten I) Pemerintah Provinsi Jambi
Yudi Anantasena, Deputi Teknologi
Pengembangan Sumber Daya Alam BPPT
Berdasarkan data SiPongi –
(Karhutla Monitoring System) dengan Tajuk “Rekapitulasi Luas Kebakaran Hutan
dan Lahan (Ha) Per Provinsi di Indonesia Tahun 2014-2019” tampak kebakaran
hutan atau lahan terjadi hampir di seluruh provinsi di Indonesia. Hanya Jakarta
dan Banten yang tidak. Data ini bisa dibuka pada laman www.sipongi.menlhk.go.id
Data tersebut menunjukkan luas area
karhutla tahun 2019 mengalami penurunan signifikan dibandingkan pada tahun
2018. Data menunjukkan, tahun 2018 adalah seluas 510.564,21 Ha. Sedangkan tahun
2019, luas area terbakar 328.772,00 Ha.
Upaya pemerintah dengan berbagai
cara untuk menangani bencana Karhutla sudah banyak dilakukan dan menunjukkan
hasilnya. Cara penangannya terbagi 4, yaitu:
1.Monitoring
dan pelaporan setiap hari
- Melakukan pemantauan Titik Panas (Hotspot), Jarak Pandang, Kualitas Udara dan keberadaan asap setiap hari
- Melaporkan dan briefing setiap hari
2.Melakukan
pemadaman kebakaran
- Pemadaman darat
- Pemadaman udara : Water bombing dan Patroli Udara
- Melakukan hujan buatan (TMC)
3.Penegakkan
Hukum
4.Sosialisasi
dan memberikan pengetahuan kepada masyarakat akan bahaya dan resiko membakar
hutan dan lahan.
Tampak data SiPongi menunjukkan
luasan titik api berkurang. Bahkan sudah mulai turun hujan di beberapa daerah.
Apa penyebab dari Karhutla ini, dari manusiakah atau
ada faktor lainnya. Jika memang dari manusia yang memicu. Apakah alasan
mereka? Adakah inovasi yang dilakukan
agar hutan dan lahan tidak dibakar? Silahkan disimak vlog reportase saya
berikut ini.