Selasa, 16 Juli 2019

Sate Domba (Dok. Penulis)



Suatu hari teman saya yang hobinya kelayaban makan unik dan enak mengajak untuk mencoba olahan sate domba. Lokasinya di Waroong Kebayoran Jakarta Selatan. Namanya tempatnya Sate Domba Pak Udin Petot, kalau cari di mesin perambah lebih dikenal Sate Pak Udin saja. Tempatnya strategis, mudah dicari bagi saya yang kerap berkeliaran di daerah ini.

Untuk masalah parkir roda dua dan empat tersedia. Kadang harus parkir susun khusus mobil jika sedang ramai. Tapi tenang saja, ada tukang parkir yang mengatur dan membantu pengunjung memindah kendaraannya jika menghalangi.

Pertama-tama saya penasaran dengan ovennya, ada oven seperti drum besi. Kata pegawai yang sedang memasak. Oven ini dulunya berguna untuk memanggang pizza. Sekarang berubah haluan untuk memanggang dan memanaskan olahan masakan di sini.

Cara mengolah sate dombanya ada dua. Pertama; dibakar oleh mereka. Kedua; bakar sendiri. Kayaknya lebih asyik kalau bakar sendiri, walau sama-sama di atas batu juga. Jika harus melakukan sendiri di oven yang panas membara sampai suhu 300, sayang angkat tangan deh.

Beberapa lama kemudian, datanglah si sate domba dihidangkan di atas batu panas dengan dua rasa, yaitu yang berbumbu dan tidak berbumbu. Lemak yang keluar dari daging menyebabkan letupan-letupan kecil akibat panas dari batu muncul.

Sate yang tidak berbumbu dinamakan Polosnya Kehidupan. Sedangkan yang berbumbu disebut Manis di Bibir. Silahkan pilih berdasarkan selera masing-masing. Kalau saya lebih suka yang polos, maklum saya ‘tuh orangnya polos banget.

Menuju ke teman hidangan sate, yaitu pilihan sambal. Tersedia Sambal Dabu-Dabu (Ini favorit saya), Sambal Matah, Sambal Krenyos dan Sambal Kecap. Bagi penyuka pedas tingkat tinggi saya sarankan memilih Sambal Krenyos. Enaknya kalau bakar sendiri, sementara proses masak memasak bisa mengolesi sambal sesuai selera.

Sebenarnya apa ya bedanya sate dibakar biasa dengan yang dibakar di atas batu ? Ternyata menurut Cherish yang adalah satu pemilik Sate Domba Pak Udin Petot ini, jika dibakar menggunakan batu, sari-sari daging yang biasa menetes keluar dan jatuh pada saat pembakaran tidak akan terjadi. Sedangkan dibakar di atas batu berbeda. Sari dari daging tetap terjaga istilah perkulinerannya daging menjadi juicy. Tentunya menjadi lebih empuk ditambah aturan untuk pengolahan daging domba harus menggunakan domba muda.

Ketika dibakar oleh mereka di oven, sate tetap diletakkan di atas batu. Silahkan cek video You Tube saya untuk melihat prosesnya. Permisi, numpang iklan kanal You Tube. Jangan lupa disedekahi “subscribe”, “comment” dan berikan “like”.


Mengenai harga satu porsi dengan berat 180 gram, untuk daging saja dibanderol Rp60.000. Kalau kamu penggemar lemak bisa pilih campur, harganya Rp55.000. Menurut pendapat saya, harga yang diterapkan di sini murah dibandingkan dengan kualitas yang didapatkan ditambah lokasinya juga strategis di dekat keramaian.

Mengenai menu-menu olahan lainnya antara lain Sate Ayam Ngacang, Sate Ayam Nakal, Gulai Domba Menggairahkan, Sop Domba, Nasi Domba Bakar dan Nasi Gultik khas Pak Udin Petot. Semua sudah saya coba kecuali menu terakhir.
dok. Rahab Ganendra

Untuk Gulai Domba Menggairahkan sempat saya takut mencicipinya. Karena pengalaman buruk mencoba gulai Kambing, karena pencernaan saya langsung menolaknya akibat bau daging yang sangat amis. Sejak itu saya tidak pernah menyentuh gulai.

Ternyata olahan gulai di sini bisa menghilangkan trauma. Santannya tidak terlalu kuat, justru rempah-rempah yang lebih terasa dan dagingnya tidak terasa amis. Walau tipis-tipis masih mempertahankan aroma daging dombanya.

Domba Bakar (dok. penulis)
Menu yang saya sangat rekomendasikan selain sate yakni Nasi Domba Bakar. Karena sudah memesan sate plus sate jadinya yang muncul Domba Bakar. Rasanya lezat, rasanya mau nambah. Oh, ya-ada cara trik cara makannya. Harap dicelupkan terlebih dahulu ke kuah yang tersedia, baru dimakan. Rasanya manis-manis gurih. Menu ini dihargai hanya Rp25.000.

Duh saya terpesona mengenai murahnya. Setelah ditanya-tanya, target sasaran rumah makan ini memang mahasiswa daerah Jakarta Selatan jadi harganya lebih bersahabat menurut Cherish. Dan kabar baiknya, harga yang di menu sudah termasuk nasi + gratis refill minuman tertentu sepuasnya.
Bagi yang penasaran, silahkan saja datang langsung ke TKP. Beralamatkan Jl. Profesor Joko Sutono SH No. 33 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Jam operasional pukul 10.00-22.00 untuk Senin-Sabtu. Hari Minggu jam 08.00-21.00 WIB.

Kenapa sekarang jadi lapar ulang setelah menuliskan pengalaman ini ya ? Salam makan unik nan enak. (***)


2 komentar

sudah cicipin neh sate domba. unik seeh. boleh cb buat petualang rasa dgn bakaran batu.

#salammadyang

REPLY

siiip, terima kasih

REPLY

Lisa Moningka . 2017 Copyright. All rights reserved. Designed by Blogger Template | Free Blogger Templates