Juicy-nya Sate Domba di Daerah Jakarta Selatan
![]() |
Sate Domba (Dok. Penulis) |
Suatu hari teman saya yang hobinya kelayaban makan unik dan enak mengajak untuk mencoba olahan sate domba. Lokasinya di Waroong Kebayoran Jakarta Selatan. Namanya tempatnya Sate Domba Pak
Udin Petot, kalau cari di mesin perambah lebih dikenal Sate Pak Udin saja. Tempatnya strategis, mudah dicari bagi saya yang kerap berkeliaran di daerah ini.
Untuk masalah parkir roda dua dan empat tersedia. Kadang harus parkir susun khusus mobil jika sedang ramai. Tapi tenang saja, ada tukang parkir yang mengatur dan membantu pengunjung memindah kendaraannya jika menghalangi.
Untuk masalah parkir roda dua dan empat tersedia. Kadang harus parkir susun khusus mobil jika sedang ramai. Tapi tenang saja, ada tukang parkir yang mengatur dan membantu pengunjung memindah kendaraannya jika menghalangi.
Pertama-tama saya penasaran dengan ovennya, ada oven seperti
drum besi. Kata pegawai yang sedang memasak. Oven ini dulunya berguna untuk
memanggang pizza. Sekarang berubah haluan untuk memanggang dan memanaskan
olahan masakan di sini.
Cara mengolah sate dombanya ada dua. Pertama; dibakar oleh
mereka. Kedua; bakar sendiri. Kayaknya lebih asyik kalau bakar sendiri, walau sama-sama di atas batu juga. Jika harus melakukan sendiri di oven yang panas membara sampai
suhu 300⁰,
sayang angkat tangan deh.
Beberapa lama kemudian, datanglah si sate domba dihidangkan
di atas batu panas dengan dua rasa, yaitu yang berbumbu dan tidak berbumbu.
Lemak yang keluar dari daging menyebabkan letupan-letupan kecil akibat panas dari batu muncul.
Sate yang tidak berbumbu dinamakan Polosnya Kehidupan.
Sedangkan yang berbumbu disebut Manis di Bibir. Silahkan pilih berdasarkan selera
masing-masing. Kalau saya lebih suka yang polos, maklum saya ‘tuh orangnya
polos banget.
Menuju ke teman hidangan sate, yaitu pilihan sambal. Tersedia Sambal Dabu-Dabu (Ini favorit saya), Sambal Matah, Sambal Krenyos dan
Sambal Kecap. Bagi penyuka pedas tingkat tinggi saya sarankan memilih Sambal Krenyos. Enaknya kalau bakar sendiri, sementara proses masak memasak bisa mengolesi sambal sesuai selera.
Sebenarnya apa ya bedanya sate dibakar biasa dengan yang
dibakar di atas batu ? Ternyata menurut Cherish yang adalah satu pemilik Sate
Domba Pak Udin Petot ini, jika dibakar menggunakan batu, sari-sari daging yang
biasa menetes keluar dan jatuh pada saat pembakaran tidak akan terjadi.
Sedangkan dibakar di atas batu berbeda. Sari dari daging
tetap terjaga istilah perkulinerannya daging menjadi juicy. Tentunya menjadi lebih empuk ditambah aturan untuk pengolahan daging domba harus menggunakan domba muda.
Ketika dibakar oleh mereka di oven, sate tetap diletakkan di
atas batu. Silahkan cek video You Tube saya untuk melihat prosesnya. Permisi, numpang iklan kanal You Tube. Jangan
lupa disedekahi “subscribe”, “comment” dan berikan “like”.
Mengenai harga satu porsi dengan berat 180 gram, untuk
daging saja dibanderol Rp60.000. Kalau kamu penggemar lemak bisa pilih campur, harganya Rp55.000.
Menurut pendapat saya, harga yang diterapkan di sini murah dibandingkan dengan kualitas yang didapatkan ditambah lokasinya juga strategis di dekat keramaian.
Mengenai menu-menu olahan lainnya antara lain Sate Ayam
Ngacang, Sate Ayam Nakal, Gulai Domba Menggairahkan, Sop Domba, Nasi Domba
Bakar dan Nasi Gultik khas Pak Udin Petot. Semua sudah saya coba kecuali menu
terakhir.
![]() |
dok. Rahab Ganendra |
Untuk Gulai Domba Menggairahkan sempat saya takut
mencicipinya. Karena pengalaman buruk mencoba gulai Kambing, karena pencernaan saya langsung menolaknya akibat bau daging yang sangat amis. Sejak itu
saya tidak pernah menyentuh gulai.
Ternyata olahan gulai di sini bisa menghilangkan trauma. Santannya tidak terlalu kuat, justru rempah-rempah yang lebih terasa dan dagingnya tidak terasa amis. Walau tipis-tipis masih mempertahankan aroma daging dombanya.
Ternyata olahan gulai di sini bisa menghilangkan trauma. Santannya tidak terlalu kuat, justru rempah-rempah yang lebih terasa dan dagingnya tidak terasa amis. Walau tipis-tipis masih mempertahankan aroma daging dombanya.
![]() |
Domba Bakar (dok. penulis) |
Duh saya terpesona mengenai murahnya. Setelah ditanya-tanya, target sasaran rumah makan ini memang mahasiswa daerah Jakarta Selatan jadi harganya lebih bersahabat menurut Cherish. Dan kabar baiknya, harga yang di menu sudah termasuk nasi + gratis refill minuman tertentu sepuasnya.
Bagi yang penasaran, silahkan saja datang langsung ke TKP. Beralamatkan Jl. Profesor Joko
Sutono SH No. 33 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Jam operasional pukul 10.00-22.00 untuk Senin-Sabtu. Hari Minggu jam 08.00-21.00 WIB.
Kenapa sekarang jadi lapar ulang setelah menuliskan pengalaman ini ya ? Salam makan unik nan enak. (***)
2 komentar
sudah cicipin neh sate domba. unik seeh. boleh cb buat petualang rasa dgn bakaran batu.
REPLY#salammadyang
siiip, terima kasih
REPLY